DILEMA SEORANG DSD (Disorders of Sexual Development) 2

Penasaran ya dengan lanjutannya, selamat mereguk dahaga rasa menunggu.

*******************************************************
Keesokan harinya Gladis sudah berdiri di depan gerbang sekolah untuk menanti kedatangan Vira. Saat mengetahui mobil Vira sudah berhenti di depan gerbang, ia langsung menghampirinya.

Gladis : “ Gimana, Vir ?”
Alvira : “ Gimana apanya ?”
Gladis : “ Adhi…dia gimana ?”
Alvira : “ Oh…dia cakep, kok…”
Gladis : “ Terus kamu naksir ?”
Alvira : “ Yah, udah pasti…”
(Tiba-tiba bel berbunyi dan Alvira pun langsung berlari menuju kelas tanpa sempat melanjutkan ucapannya. Gladis yang saat itu masih berdiri di depan gerbang merasa bingung. Benarkah Vira naksir sama Adhi ?)
Pak satpam : “ Wooiii…kamu mau masuk nggak ? Melamun aja…Nanti terlambat loh…”
(Gladis terkejut dan dia langsung lari menuju kelas)
Selama pelajaran, Gladis melamun. Kadang ia melihat Vira yang lagi serius memperhatikan guru yang sedang mengajar. Ia tak sabar menanti bel istirahat. Ia ingin mengonfirmasi perkataan Vira tadi pagi.
Tet…tet…tet…tet…
Bel istirahat pun berbunyi. Gladis segera menghampiri Vira yang saat itu mau ke kantin.
Gladis : “ Vir, tunggu…aku masih bingung sama perkataan kamu tadi.”
Vira : “ Perkataan yang mana ?”
Gladis : “ Itu loh…waktu aku tanya apa kamu naksir sama Adhi ?”
Vira : “ Oh, itu…kenapa ?
Gladis : “ Kamu beneran naksir sama Adhi ?”
Vira : “ Apa ? Oh, tentu tidak dong…Kamu kan udah kenal aku lama. Masa’ nggak tahu sifatku sih ?”
Gladis : “ Jadi kamu nggak naksir sama dia, kan ?”
Vira : “ Ya iyalah…Tenang aja…”
Gladis : “ Ah, lega rasanya…Terus menurut kamu dia gimana ?”
Vira : “ Cakep sih…tapi hati-hati aja sama dia. Kayaknya dia cuma mau mainin kamu, deh. Udah ah…aku mau ke kantin dulu. Laper tahu !!!”
(Vira langsung pergi meninggalkan Gladis)