Tiga bulan sudah Vira dan Dinar menjalani hubungan itu. Suatu hari, Dinar berniat melamar Vira. Tepat saat pengumuman kelulusan. Malam itu Dinar mengajak Vira pergi. Dan saat itu ia menyatakan niatnya untuk melamar Vira.
Dinar : “ Vir, kita udah lama pacaran. Aku pikir kita juga udah cukup dewasa. Aku ingin hubungan kita lebih serius lagi.”
Vira : “ Maksudnya ? Emang selama ini kita pacarannya main-main ?”
Dinar : “ Ya, nggak gitu juga…aku ingin kita tunangan. Ya, ini sebagai wujud keseriusanku sama kamu. Kamu mau nggak ?”
Vira : “ Hmm…ya udah dijalanin aja..Lagipula aku juga udah ngerasa nyaman sama kamu.”
Dinar : “ Terima kasih, ya…”
Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan bagi Dinar dan Vira. Malam itu juga, Dinar memakaikan cincin pertanda dia serius ingin melamar Vira. Vira pun dengan senang hati menerimanya.
***
Keesokan harinya, Vira bercerita tentang niat Dinar pada mamanya. Namun ia memiliki satu masalah. Sampai sekarang ia belum mengalami menstruasi. Ia takut kalau ia mengalami kelainan.
Vira : “ Ma, Vira kok belum menstruasi sih ?”
Mama Vira : “ Emang umur kamu udah berapa ?”
Vira : “ Vira udah 18 tahun, ma…”
Mama Vira : “ Ya, emang seusia kamu itu menstruasinya belum lancar.”
Vira : “ Pokoknya Vira mau periksa ke dokter. Vira takut, ma.”
Mama Vira : “ Ya udah…besok kita ke dokter. Lagian ada apa sih ? kok tiba-tiba kamu kayak gini ?”
Vira : “ Soalnya Dinar kemarin malam melamar aku. Dia bilang ingin lebih serius lagi sama aku.”
Mama Vira : “ Oh, dia kemarin bilang sama mama kok. Ya, mama sih setuju aja. Apalagi dia anak yang baik.”
Bersambung .......
Dinar : “ Vir, kita udah lama pacaran. Aku pikir kita juga udah cukup dewasa. Aku ingin hubungan kita lebih serius lagi.”
Vira : “ Maksudnya ? Emang selama ini kita pacarannya main-main ?”
Dinar : “ Ya, nggak gitu juga…aku ingin kita tunangan. Ya, ini sebagai wujud keseriusanku sama kamu. Kamu mau nggak ?”
Vira : “ Hmm…ya udah dijalanin aja..Lagipula aku juga udah ngerasa nyaman sama kamu.”
Dinar : “ Terima kasih, ya…”
Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan bagi Dinar dan Vira. Malam itu juga, Dinar memakaikan cincin pertanda dia serius ingin melamar Vira. Vira pun dengan senang hati menerimanya.
***
Keesokan harinya, Vira bercerita tentang niat Dinar pada mamanya. Namun ia memiliki satu masalah. Sampai sekarang ia belum mengalami menstruasi. Ia takut kalau ia mengalami kelainan.
Vira : “ Ma, Vira kok belum menstruasi sih ?”
Mama Vira : “ Emang umur kamu udah berapa ?”
Vira : “ Vira udah 18 tahun, ma…”
Mama Vira : “ Ya, emang seusia kamu itu menstruasinya belum lancar.”
Vira : “ Pokoknya Vira mau periksa ke dokter. Vira takut, ma.”
Mama Vira : “ Ya udah…besok kita ke dokter. Lagian ada apa sih ? kok tiba-tiba kamu kayak gini ?”
Vira : “ Soalnya Dinar kemarin malam melamar aku. Dia bilang ingin lebih serius lagi sama aku.”
Mama Vira : “ Oh, dia kemarin bilang sama mama kok. Ya, mama sih setuju aja. Apalagi dia anak yang baik.”
Bersambung .......
Comments :
0 komentar to “DILEMA SEORANG DSD (Disorders of Sexual Development) 4”
Posting Komentar